3 Kewajiban Ayah pada Anak Laki-laki dalam Agama Islam

2 min read

Cara Ayah Mendidik Anak Laki-laki dalam Agama Islam

AnakIslam.com – Kewajiban Ayah pada Anak Laki-laki Menurut Agama Islam. Mendidik anak adalah tanggung jawab orang tua terbesar dalam hidupnya. Karena anak sejatinya adalah titipan paling berharga dari Allah kepada kita yang telah mendapatkannya. Tidak jarang sebagai orang tua kita kesulitan dalam mengemban amanahNya ini. Karena itu dalam artike ini kami sengaja membahas tentang bagaimana Cara Mendidik Anak Pria dalam Agama Islam.

Mendidik anak laki- laki memanglah memiliki tantangan tertentu. Kali ini kami hendak membahas sebagian kecil dari tata cara mendidik anak laki- laki dalam Agama Islam. Pembahasan ini sangat berarti karena nanti mereka hendak jadi seorang ayah. Dimana ayah ialah kepala keluarga yang memimpin istri dan kanak- kanak. Ayah yang bertanggung jawab terhadap mereka dan hendak dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah sebagaimana sabda Rasulullah berikut ini.

” Masing- masing kamu ialah pemimpin dan masing- masing kamu hendak dimintai pertanggungjawabab terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang suami( ayah) ialah pemimpin buat anggota keluarganya dan ia hendak dimintai pertanggungjawabbannya terhadapa apa yang telah dipimpinnya atas mereka.”( HR Muslim)

Oleh karena itu, ayah memikul beban sebagai pembuat generasi Islam yang saleh. Kala sudah memiliki anak, ia harus mendidik anak sejak lahir mulai dari mengazani di telinga kanan dan mengiqamati di telinga kiri, melindungi, mengakikahi, dan mendidiknya dengan baik.

Dengan demikian jelaslah jika melakukan tugas dan kewajibannya melindungi anak secara syari layak buat dijadikan perhiasan buat para ayah. Sangat tidak ada 3 kewajiban yang harus dicoba seorang ayah kepada anak laki- lakinya dikala saat sebelum mereka menikah antara lain:

  1. Dibacakan adzan kala lahir

disaat bayi lahir, disunahkan kepada ayah buat memperdengarkan azan di telinga kanan dan membisikkan iqamat di telinga kirinya. Tujuannya buat memusatkan tauhid kepada anak dini kalinya dikala saat sebelum anak mendengar perkataan yang yang lain. Tidak cuma itu, lafal suara azan dapat mengusir setan yang biasanya berkumpul di dekat bayi yang baru lahir.

Dengan tradisi inilah anak terpelihara dari hambatan setan sejak dini kali dilahirkan. Anak memulai kehidupannya dengan kalimat tauhid yang lurus sebagai pangkal ajaran Islam.

  1. Mengkhitan Mereka

Kala anak sudah cukup usia, sampai dicoba khitan. Khitan dalam Agama Islam hukumnya sunah namun memiliki berbagai manfaat, di antara lain menjauhi kanker, mengompol, dan menghindarkan anak dari mempermainkan kelamin. Tidak ada ketentuan waktu khitan, namun yang dijadikan pedoman buat ayah jika kala anak balig sampai ia sudah dikhitan.

Beralih ke keteladanan sang ayah, keteladanan memanglah yakni sarana pendidikan yang sangat berarti. Mengenai ini karena pada usia dini keteladanan orang tua sangat pengaruhi terhadap kepribadian anak. Ya, anak ialah peniru ulung orang tuanya.

Untuk Adnan, proses peniruan biasanya terjalin pada anak berusia 2 tahunan. Proses ini berkembang luar biasa pada usia 5 maupun 6. Proses ini berjalan balance kala anak sudah di akhir masa anak- anak. Ingat, waktu tidak bisa diulang, sampai keteladanan orang tua perlu diperhatikan.

Setelah itu, yang tidak kalah berarti ialah kasih sayang dan cinta orang tua pada anak. Rasulullah SAW tetap menampakkan kecintaan pada anak dan cucunya. Ia pula bersabda,” Ya Allah, sesungguhnya aku mencintai keduanya, sampai cintailah keduanya.”( HR Bukhari)

Selayaknya masing- masing ayah mencontoh Rasulullah SAW dalam bagikan kasih sayang dan kehangatan pada anak- anaknya. Kasih sayang ayah terhadap anak yakni fitrah yang harus diekspresikan dalam pendidikan anak.

Setelah itu, Islam memusatkan kepada umatnya buat berlagak adil terhadap anak- anaknya. Mengenai ini dicoba buat menghapus rasa iri di antara kanak- kanak. Buat itu, dalam mendidik anak laki- laki perlu ada sikap adil, tidak perlu ada tolok ukur di dalam keluarga misalnya adik yang dibanding- bandingkan dengan kakak.

  1. Peduli pada Pergaulan Mereka

Satu lagi yang tidak kalah berarti ialah pergaulan. Masa dikala ini pergaulan jadi atensi utama buat orang tua. Kuncinya hanya satu yakni komunikasi. Dalam kasus komunikasi dengan anak, seorang ayah seharus mencontoh Rasulullah SAW apabila ayah hanya mempunyai sedikit waktu buat anak sampai ia harus mengatur dan membenarkan pertemuannya dengan anak buat bercanda dan bercengkerama

Masa- masa komunikasi yang berarti antara ayah dan anak ialah pada usia 6 tahun ke dasar. Pada masa inilah ayah meletakkan dasar pendidikan keislaman kepada anak buat kehidupan di masa yang hendak datang.

Selanjutnya seorang ayah harus bisa meluangkan waktu buat mendengarkan dengan siapa anak laki- lakinya bergaul, karena ini hendak sangat pengaruhi pada tumbuh kembangnya mereka di masa yang hendak datang.