Sejarah Hari Santri Menurut Pendapat Para Tokoh Pesantren

2 min read

Sejarah Hari Santri Menurut Pendapat Para Tokoh Pesantren

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk yang mayoritas masyarakatnya adalah beragama muslim. Banyak pondok pesantren Indonesia yang didirikan untuk menjadi lembaga pendidikan keagamaan islam. Salah satu hari spesial untuk para santri adalah hari santri nasional. Terdapat sejarah hari santri menurut pendapat para tokoh pesantren yang dapat anda ketahui.

Sejarah Hari Santri Nasional Indonesia Menurut Penapat Para Tokoh Pesantren

Hari santri nasional diharapkan para santri dapat memperingatinya dengan berbagai kegiatan positif. Peringatan hari santri nasional juga diharapkan adanya kemajuan khususnya dibidang teknologi di dalam pesantren. Santri diharapkan menjadi lulusan yang tetap memiliki akhlaqul karimah serta memiliki keilmuwan dibidang teknologi.

Lalu bagaimana sejarah hari santri menurut pendapat para tokoh pesantren? Pada umumnya sejarah yang disebutkan merupakan salah satu alur cerita dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah sejarah hari santri menurut pendapat para tokoh pesantren.

Ahmad Syafi’I Ma’arif

Sejarah hari santri menurut pendapat para tokoh pesantren yang pertama yaitu dari Ahmad Syafi’I Ma’arif. Menurut Ahmad syafi’I ma’arif, sejarahnya muncul ketika terjadi pertmputran engit dengan tentara sekutu di Surabaya pada 10 November 1945. Saat itu para santri dan kiyai dari Nahdatul ulama menggelorakan resolusi jihad yang dipelopori oleh KH Hasyim Asy’ari. Yang menjadi penyebab pertempuran itu adalah terbunuhnya pimpinan militer sekutu di tangan umat muslim.

Setelah terjadinya pertempuran 10 November 1945 tersebut berlalu, resolusi jihad secara terus menerus disuarakan. KH Hasyim Asy’ari kembali menggelorakan semangat jihad resolusi tersebut pada peserta muktamar. Beliau berkata “Tidak akan tercapai kemuliaan islam dan kebangkitan syari’atnya di dalam negeri-negeri jajahan”.

Dapat disimpulkan bahwa syarat tegaknya syari’at islam adalah kemerdekaan dari penjajah asing. Setelah KH Hasyim Asy’ari wafat, Hizbullah menjadi salah satu motor penggerak Revolusi Indonesia yang kemudian bergabung dengan TNI. Hingga saat ini, Revolusi tersebut dikenal sebagai peringatan hari santri nasional.

KH Abdul Ghoffar Rozien

Sejarah hari santri menurut pendapat para tokoh pesantren yang kedua yaitu dari KH Abdul Ghoffar Rozien. Menurut KH Abdul Goffar Rozien, sejarah Hari Santri Nasional ini dimotori oleh KH Hasyim Asy’ari yang juga dibantu oleh beberapa ulama dari berbagai organisasi islam lainnya seperti KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), A. Hassan (Persis), Abdul Rahman (Matlaul Anwar) dan Ahmad Soorhati (Al Irsyad).

Hari santri nasional memiliki keterkaitan dengan peristiwa dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Para santri dan kyai saat itu turut membantu dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dari para penjajah. Tokoh pesantren dari Nahdatul Ulama yang mencetuskan revolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 adalah KH Hasyim Asy’ari.

Sejarah hari santri Menurut Pendapat Para Tokoh Pesantren berpendapat bahwa banyak kaum ulama pada tahun 1945 selalu setia mengawal kemerdekaan Indonesia dengan munculnya resolusi Jihad yang diprakarsai oleh KH Hasyim Asy’ari pada 14 September 1945. Isi dari fatwa Resolusi Jihad tersebut adalah :

  • Wajib mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia dalam keadaan apapun
  • Warga NU dan semua umat muslim wajib mengangkat senjata untuk melawan penjajah yang akan kembali menjajah bumi Indonesia
  • Kewajiban yang disebut adalah “Jihad” dan menjadi suatu kewajiban bagi semua umat muslim di Indonesia dalam jarak radius 94 Km, yaitu jarak dimana umat islam dapat melakukan shalat jama’ dan qasar.

Dampak dari fatwa Resolusi Jihad tersebut adalah puluhan ribu santri dan kyai di Indonesia maju dalam medan peperangan melawan sekutu. Kurang lebih lima belas ribu tentara sekutu yang dipersenjatai dengan senjata yang canggih akhirnya mengakui kekalahan karena tak lagi mampu melawan perlawanan dari pasukan santri dan kyai saat itu. Hal tersebut melahirkan Sejarah hari santri Menurut Pendapat dari Para Tokoh Pesantren.

Tujuan Peringatan Hari Santri Nasional Indonesia

Berbagai cara banyak dilakukan oleh pesantren-pesantren yang ada di Indonesia untuk memperingati hari santri nasional Indonesia. Mereka berlomba membuat suatu kegiatan positif yang tentu saja bertujuan untuk mengenang jasa para ulama dalam membantu dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.

Semua kegiatan peringatan hari santri nasional ini juga memiliki tujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di lingkungan pesantren, juga untuk mengenang sejarah hari santri menurut pendapat dari para tokoh pesantren.

Dengan adanya kegiatan tersebut juga diharapkan umat muslim dapat selalu bersatu dalam menjaga kedaulatan Indonesia. Santri juga memiliki komitmen untuk membela tanah air dan menciptakan rasa bangga dengan Indonesia. Dengan demikian perjuangan ulama dan kyai dahulu akan selalu dilestarikan dan dapat diterapkan hingga kapanpun.

Demikian merupakan beberapa ulasan mengenai sejarah hari santri menurut para tokoh pesantren dan tujuannya. Semoga ulasan tersebut dapat menambah informasi dan pengenalan sejarah dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Sejarah hari santri menurut pendapat para tokoh pesantren yang tercatat dahulu semoga menjadi semangat untuk lebih mencintai tanah air Indonesia.