Inilah Biografi Sunan Drajat, Kenali Lebih Dekat Putra Cerdas Sunan Ampel

2 min read

biografi sunan drajat

AnakIslam.com – Persebaran Islam di tanah Jawa tentu dipengaruhi adanya jasa dari para Wali Songo, salah satunya adalah Sunan Drajat. Sunan Drajat melanjutkan usaha ayahnya, Sunan Ampel untuk menyebarkan agama Islam. Berikut ini biografi Sunan Drajat yang berdakwah di Lamongan:

Biografi

Menilik kisah kehidupan Sunan Drajat dimulai dengan menilik sekilas tentang biografi Sunan Drajat. Sekitar tahun 1470 Masehi, Sunan Ampel dan Istrinya, Nyi Ageng Manila melahirkan seorang dengan nama Raden Qasim. Saudaranya, Sunan Bonang, juga menjadi Wali Songo yang terkenal di tanah Jawa.

Jika dilihat dari garis keturunannya, Sunan Drajat adalah keturunan Rasulullah SAW. Tepatnya di urutan 24. Dengan garis keturunan tersebut, ditambah lagi dengan lingkungan yang religius, Sunan Drajat juga tumbuh menjadi seorang ulama. Sunan Drajat menempuh pendidikan agama dan menyebarkannya.

Saat berangkat menyebarkan Islam ke pesisir gresik, perahunya tenggelam. Sunan Drajat menerima takdirnya untuk menyebarkan dakwah di Lamongan. Beliau bertemu dengan istrinya dan menikah disana. Sunan Drajat menghabiskan hidupnya di tanah Lamongan hingga wafat tahun 1530 Masehi.

Perjalanan Dakwah Sunan Drajat

Perjalanan dakwahnya dimulai dari pesantren Ampel Denta yang tak lain adalah pesantren yang dipimpin ayahnya, Sunan Ampel. Disana, Sunan Drajat tidak belajar sendiri melainkan bersama dengan kakaknya yaitu Sunan Bonang dan Sunan Giri yang masih berkerabat dengannya.

Setelah selesai menuntut ilmu, Sunan Ampel memerintahkan beliau, sunan Bonang, dan Sunan Giri untuk pergi berdakwah di daerah lain. Sunan Drajat yang mendapat bagian di pesisir Gresik berangkat menggunakan perahu. Namun atas Takdir Allah, Sunan Drajat terdampar di Lamongan karena perahunya tenggelam.

Namun justru takdir Allah inilah yang membuat Sunan Drajat sampai pada takdirnya. Bahkan Sunan Drajat menemukan pasangan hidupnya yakni Nyai Kemuning di desa ini. Setelahnya, Sunan Drajat memutuskan untuk tetap menyebarkan agama Islam di desa Jelak, mendirikan surau yang dikembangkan menjadi pesantren.

Ajaran Sunan Drajat

Dalam menyebarkan ajarannya, Sunan Drajat memunculkan ajaran-ajaran. Ajaran ini tentu sudah disesuaikan dengan kaidah Agama Islam. Hanya saja, Sunan Drajat menyederhanakannya dan menyesuaikannya agar dapat diterima oleh masyarakat. Berikut ini beberapa ajaran yang terkenal:

1. Catur Piwulang

Sunan Drajat dikenal dengan ajaran Catur Piwulang. Sunan Drajat menekankan kebaikan terhadap sesama di dalam ajarannya. Karenanya, catur piwulang atau empat ajaran ini berisi ajaran untuk berlaku baik pada sesama. Inilah isi dari catur piwulang Sunan Drajat:

  • Pertama, wenehono teken marang wong kang wuto (memberikan tongkat untuk orang yang buta).
  • Kedua, wenehono pangan marang wong kang keluwen (berbagi makanan dengan orang kelaparan/ tidak mampu membeli makanan).
  • Ketiga, wenehono payung marang wong kang kaudanan (memberikan payung untuk orang yang kehujanan).
  • Keempat, wenehono sandang marang wong kang kawudan (memberikan pakaian untuk orang yang telanjang atau tidak punya pakaian).

2. Tujuh Sap Tangga

Ajaran lain yang terkenal dari Sunan Drajat adalah  Tujuh Sap Tangga. Tujuh poin ajaran ini terkenal dan juga dilukiskan pada area makamnya. Dalam ajaran ini, Sunan Drajat menyampaikan bagaimana menjadi seorang Muslim dan seorang Manusia yang Baik. Ajarannya antara lain:

  • Memangun resep tyasing sasoma (selalu menjaga agar tidak menyakiti hati orang lain).
  • Jroning suko kudu eling dan waspada (saat mendapatkan kebahagiaan selalu ingat untuk bersyukur kepada Tuhan YME).
  • Laksmitaning Subrata tan nyipta marang pringga bayaning lampah (ajaran untuk memiliki cita-cita dan terus berusaha keras dan pantang menyerah untuk mencapainya).
  • Meper hardaning pancadriya (manusia harus menahan hawa nafsu yang seringkali merusak manusia).
  • Heneng-hening-henung (dalam diam, manusia bisa memanjatkan doa kepada Tuhan YME untuk mencapai apa yang diinginkan).
  • Mulya guna panca waktu (melaksanakan sholat lima waktu dengan tepat waktu).
  • Catur piwulang juga menjadi salah satu bagian dari ajaran ini yang mengajarkan kebaikan yang harus dibagikan kepada sesama.

Itulah biografi Sunan Drajat yang dapat ditilik. Perjuangan menyebarkan Agama Islam yang tak kenal lelah membawa hasil yang memuaskan. Agama Islam disebarkan dengan baik di Tanah Jawa. Hingga kini pemeluk Agama Islam di Tanah Jawa tentunya semakin meluas.