AnakIslam.com – Sejarah pesantren di Indonesia. Salah satu persyaratan dalam mewujudkan sebuah masyarakat berkonsep madani bisa ditentukan dari kualitas peradaban mereka. Peradaban suatu bangsa bisa lahir dan tumbuh melalui sistem pendidikan seperti apa yang dipakai oleh bangsa tersebut. Yang dimaksud dengan masyarakat berperadaban yaitu masyarakat yang berpendidikan salah satunya pendidikan Islam. Maka dari itu muncullah sejarah pesantren yang hingga kini semakin meluas di Indonesia.
Hal tersebut selaras dengan konsep pendidikan sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad Naquib Al-Attas. Ia mengungkapkan bahwa pendidikan Islam lebih tepat disebut dengan ta’dib daripada istilah ta’lim, tarbiyah atau yang lain. Sebab konsep ta’dib pendidikan mampu memberikan adab dan kebudayaan.
Daftar Isi
Lembaga Pendidikan dengan Peran Terbesar di Indonesia
Lembaga pendidikan yang memiliki cukup banyak peran di Indonesia, apabila dilihat berdasarkan struktur internal pendidikan Islam dan praktek pendidikan yang dilakukan, dibagi menjadi 4 kategori.
Pendidikan Pondok Pesantren
Merupakan pendidikan Islam yang dilakukan secara tradisional, bertolak dengan pengajaran Qur’an & Hadits serta merancang segenap pendidikan untuk mengajarkan siswa Islam tentang cara hidup (way of life).
Konsep Madrasah
Merupakan pendidikan ajaran Islam di berbagai lembaga model Barat. Pendidikan ini menerapkan metode pengajaran klasikal dengan berupaya untuk menanamkan ajaran Islam menjadi salah satu landasan dalam menjalani hidup pada diri siswa.
Pendidikan Bersifat Umum yang Berhubungan dengan Islam
Pendidikan Islam ini diselenggarakan melalui pengembangan suasana pendidikan bernafaskan Islam pada berbagai lembaga pendidikan dengan program pendidikan umum.
Pelajaran Agama Islam
Merupakan pendidikan yang diterapkan di berbagai lembaga pendidikan umum untuk dijadikan mata pelajaran saja.
Pada pembahasan ini, akan difokuskan mengenai kategori pendidikan pertama yaitu di pondok pesantren, mulai dari kisah sejarah pesantren, peran dan juga tantangan kedepannya.
Sejarah Pesantren di Indonesia
Dari uraian sejarah pesantren maka kita bisa mengetahui awal mula kemunculan kerajaan Bani Umayyah yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin pesat sehingga masyarakat beragama Muslim bukan hanya belajar di Masjid saja namun mereka telah memiliki tempat sendiri guna membantu perkembangan kajian keislaman. Layaknya suatu kutub serta berbagai karakteristiknya adalah wahana lembaga pendidikan Islam, yang awalnya sebagai sebuah lembaga baca tulis bersistem halaqah dan berkembang menjadi bentuk pemondokan.
Sejarah pendidikan Agama Islam di Indonesia telah memberi catatan bahwa pondok pesantren adalah salah satu bentuk sektor pendidikan tertua di Indonesia. Terdapat dua anggapan terkait awal mula berdirinya pondok pesantren di negara Indonesia.
Pendapat yang pertama mengungkapkan bahwa pesantren berasal dari tradisi Islam itu sendiri sedangkan pendapat yang kedua menyebutkan bahwa sistem pendidikan dengan metode pondok pesantren merupakan asli dari Indonesia.
Dalam pendapat pertama tentang sejarah pesantren terbagi menjadi 2 versi, yakni pendapat bahwa pesantren berawal sejak Nabi masih hidup. Pada awal-awal beliau melakukan dakwah, Nabi melakukannya secara sembunyi-sembunyi bersama sekelompok orang peserta. Dakwah ini dilakukan dari rumah ke rumah seperti catatan sejarah, salah satunya di rumah Arqam bin Abu Arqam.
Sekelompok orang yang masuk dalam golongan As-Sabiqunal Awwalun inilah yang berperan sebagai perintis serta pembuka jalan untuk menyebarkan agama Islam di Afrika, Arab dan akhirnya tersebar di seluruh dunia.
Versi kedua terkait sejarah pesantren mengungkapkan bahwa pondok pesantren berkaitan erat pada berbagai wahana pendidikan yang khas bagi para golongan sufi. Ungkapan tersebut sesuai dengan fakta jika penyiaran agama Islam yang diajarkan di Indonesia awalnya lebih banyak diketahui melalui bentuk aktivitas tarekat dengan melaksanakan berbagai amalan wirid dan dzikir tertentu.
Pemimpin tarekat tersebut dinamakan dengan kyai, yang mengharuskan pengikutnya menerapkan suluk 40 hari dalam 1 tahun dengan tinggal bersama sesama anggota tarekat di sebuah masjid dan melakukan ibadah sesuai bimbingan kyai tersebut. Untuk kepentingan suluk tersebut, para kyai mempersiapkan ruangan yang dikhususkan untuk menginap sekaligus tempat untuk memasak yang terletak di kanan kiri masjid.
Pendapat kedua mengenai sejarah pesantren mengungkapkan pondok pesantren di Indonesia yang banyak dikenal sekarang ini bermula dari pengambilalihan sistem pondok pesantren orang Hindu di Nusantara. Hal ini sesuai dengan fakta jika jauh sebelum hadirnya Islam di Tanah Air, lembaga pesantren tersebut dahulunya dimaksudkan sebagai tempat untuk menyebarkan berbagai pelajaran kepercayaan Hindu.
Pesantren baru diketahui keberadaan serta perkembangannya pasca abad 16. Berbagai karya Jawa Klasik misalnya Serat Centhini dan Serat Cebolek mengungkapkan ditemui berbagai lembaga yang mengajarkan berbagai kitab Islam dengan konsep Klasik di bidang Tasawuf, Ilmu Fiqih dan pusat penyiaran ajaran Islam yakni pesantren.
Asal-Usul Pesantren
Pada dasarnya pesantren sendiri diambil dari istilah santri yang menggunakan awal pe dan akhiran an, artinya tempat tinggal bagi para santri. Adapun asal usul istilah ‘santri’ menurut pendapat Nurcholish Madjid bisa dilihat berdasarkan dua sisi.
Yang pertama yakni mengungkapkan istilah santri diambil dari ungkapan sastri yang merupakan bahasa asal sansekerta yang artinya melek huruf. Menurut Nurcholish Madjid ungkapan tersebut diambil oleh kalangan santri yang merupakan kelas masyarakat Jawa yang ingin mempelajari agama Islam dari berbagai buku berbahasa dan bertuliskan Arab.
Di lain sisi, Zamakhsyari Dhofier juga berpendapat bahwa kata santri menurut bahasa India artinya orang yang mengetahui kitab suci agama Hindu maupun secara umum bisa diartikan sebagai kitab agama, kitab suci dan juga kitab ilmu pengetahuan.
Pendapat yang kedua mengungkapkan istilah santri sebenarnya diambil dari ‘cantrik’ yang menurut bahasa Jawa adalah orang yang mengikuti gurunya kemanapun pengajar tersebut menetap.
Istilah pesantren juga dapat disebut sebagai pondok saja maupun digabungkan dan disebut pondok pesantren. Keduanya secara esensial bermakna sama. Selaras dengan namanya, pondok adalah tempat menginap (asrama), adapun pesantren merupakan kediaman para santri ketika mengkaji agama Islam.
Dikutip melalui Mujamil Qomar, menurut M. Arifin, menyebutkan pondok pesantren sebagai sektor pendidikan Islam yang tumbuh dan diakui oleh masyarakat sekitar. Lembaga ini mengusung sistem komplek (asrama) dimana para santri mendapatkan pendidikan agama dari sistem pengajian maupun madrasah yang secara penuh ada di bawah naungan leadership kyai. Seorang kyai harus memiliki ciri khas / sifat kharismatik sekaligus independen tentang semua hal.
Pemakaian gabungan kata antara pondok & pesantren menjadi pondok pesantren lebih mengakomodasikan pada karakter antara keduanya. Akan tetapi, pondok pesantren dianggap terlalu panjang. Untuk bisa membuat istilah singkat maka beberapa masyarakat cenderung memilih untuk menyebutnya dengan pondok maupun cukup pesantren saja.
Berdasarkan sektor pesantren luhur, mengartikan pesantren menjadi suatu wahana untuk para santri dan menerima berbagai pelajaran Islam dengan berkumpul dan menetap.
Tujuan Lembaga Pesantren
Perlu diketahui bahwa sejarah pesantren tentu tidak luput dari tujuan dibangunnya tempat itu sendiri. Adapun tujuan khusus pembangunan tersebut antara lain :
- Mengajarkan santri untuk menjadi Muslim yang senantiasa bertakwa, memiliki kecerdasan, akhlak mulia, keterampilan, sehat baik lahir maupun batin sebagaiwarga negara yang berpancasila.
- Mengajarkan santri menjadi muslim yang merupakan kader ulama, mubaligh dengan jiwa yang tabah, wiraswasta, ikhlas dan tangguh ketika mengamalkan sejarah Islam secara utuh.
- Santri bisa mendapatkan kepribadian sekaligus mempertebal jiwa kebangsaan supaya bisa menjadi generasi pembangunan pribadi dengan penuh tanggung jawab pada bangsa & negara.
- Sebagai tenaga penyuluh mikro (keluarga) dan masyarakat desa(regional)
- Santri menjadi pribadi yang cakap di berbagai pembangunan terutama mental dan spiritual.
- Santri mampu mensejahterakan masyarakat sebagai upaya membangun bangsa.
Penting bagi kita untuk mengetahui sejarah pesantren dari awal hingga menjadi semakin luas seperti sekarang ini. Hal tersebut tidak terlepas dari peran pesantren sebelum kemerdekaan hingga Indonesia mencapai kejayaan seperti saat ini. Untuk mengetahui peran pesantren tersebut akan kami ulas dalam artikel berikutnya.